Mitos air kurasan gentong raja mataram

VIVAnews - Ribuan warga
Yogyakarta berebut air sisa
kurasan enceh (gentong) di
Puralaya, Kompleks makam raja-
raja Mataram di Pajimatan,
Imogiri, Bantul. Mereka percaya
air itu mendatangkan berkah
dan menyembuhkan penyakit.
Ritual menguras enceh ini
memang selalu dilakukan setiap
tahun, tepatnya setiap hari
Jumat Kliwon di Bulan Sura.
Berdasarkan penanggalan Jawa,
upacara tersebut jatuh pada
hari ini, Selasa 28 Desember
2010. Upacara digelar di depan
pintu masuk makam Raja Sultan
Agung.
Prosesi Nguras Enceh dimulai
pukul 09.00 WIB. Acara dibuka
dengan kenduri dan pembacaan
doa bersama yang dipimpin
sesepuh jurukunci Puralaya
Imogiri.
Acara kemudian dilanjutkan
pencucian empat enceh Nyai
Danumurti, Kyai Danumaya,
Kyai Mendung dan Nyai Siyem.
Proses pencucian ini juga
diawali dengan doa bersama di
hadapan keempat enceh yang
terletak di depan gerbang
makam Sultan Agung.
Abdi dalem Kraton Surakarta
melakukan ritual di depan
enceh Kyai Mendung yang
berasal dari Ngerum (Romawi)
dan enceh Nyai Siyem (Siam).
Sedang abdi dalem
Ngayogyakarta bertugas
membersihkan enceh Kyai
Danumurti dan enceh Kyai
Danumaya yang berasa dari
Palembang.
Usai pembacaan doa, para abdi
dalem Surakarta terlebih dahulu
mengisi dua buah enceh Kyai
Mendung dan Nyai Siam.
Setengah jam berikutnya, para
abdi dalem Ngayogyakarto
mengisi enceh Kyai Danumaya
dan Nyai Danumurti.
Air yang melebur dari enceh
itulah yang kemudian
diperebutkan warga. Banyak
warga yang langsung
mengusap tangan di badan
enceh kemudian mengelap di
kening, kepala dan tengkuk.
Sebagian lagi memasukkannya
ke dalam botol bekas air minum
untuk dibawa pulang. Tapi
banyak pula yang langsung
meminumnya, padahal air
tersebut masih mentah.
"Air dari enceh ini dipercaya
membawa berkah dan
menyembuhkan berbagai
penyakit bagi yang
mempercayainya,
” kata Nyoto,
salah seorang warga
Kecamatan Imogiri, Kabupaten
Bantul, DIY, Selasa, 28 Desember
2010
Salah seorang abdi dalem
Puralaya Sultan Agung
Hanyokrokusumo, KRT
Suryonegoro mengatakan,
prosesi menguras atau
membersihkan enceh ini
dilakukan sejak Senin malam.
Pada pagi harinya, dilakukan
pengisian kembali enceh
dengan air yang diambil dari
mata air Bengkung, Dlingo,
sekitar 6 kilometer arah timur
makam Imogiri.
” Yang diperebutkan warga
adalah air sisa kurasan yang
telah bercampur dengan yang
diambil dari mata air. Dulu
keempat enceh itu berfungsi
sebagai tempat wudhu,

ujarnya.

0 Response to "Mitos air kurasan gentong raja mataram"